Langsung ke konten utama

Mimpi?

Tentu saja ini membuatku sakit
Ku bermimpi tentang semua ini
Ku berharap bisa banggakan ibu bapak
Tapi maaf mungkin saat ini aku masih tak bisa
Entah ini ujian atau anugrah
Kutahu rencana-Nya yang terindah
Tapi apa daya kasih tak sampai
Hanya bisa ku berangan
Apa mungkin mimpiku tak bisa kugapai?
Semua ini hanya akan jadi cerita
Cerita tentang seseorang yang lalai
Yang tak bisa menghargai waktu pemberian-Nya
Tak usah kau salahkan orang lain
Ini salahmu sendiri...
Semoga Allah masih mengampuni
Atas apa yang telah terjadi
Maafkanlah diri ini
Yang enggan menghargai
Atas waktu yang Kau beri
Engkaulah Maha Pemberi
Bisakah diri ini menerima?
Menerima semua yang telah terjadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan ke Panti Tresna Werdha Jombang di Kediri

Pada tanggal 20 Mei 2019, kawan-kawan yang tergabung di dalam gelombang 1 dari Program Studi (Prodi) Psikologi Islam Institut Agama Islam  Negeri (IAIN) Kediri melakukan  kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang di Kediri. Panti Tresna Werdha Jombang ini beralamatkan di Jl. A. Yani No.46 Pare, Kediri. Jarak yang ditempuh dari Ngronggo-Pare kurang lebih memakan waktu 45 menit dengan menggunakan sepeda motor. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas observasi dan wawancara pada masa dewasa akhir yang terdapat di dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan. Tugas ini diberikan oleh Fatma Puri Sayekti M.Psi. Psikolog selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan. Pembukaan acara dilakukan di aula Panti Tresna Werdha Jombang pada pukul 08:00-08:30 WIB. Gelombang 1 terdiri dari 20 kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 3 orang mahasiswa/i. Sebelum melakukan observasi dan wawancara kepada para lanjut usia (lansia...

Sajak lama

Aku menulis, semoga rasanya sampai kepadamu dengan manis Aku sudah mengungkapkan, aku tak banyak berharap terbalaskan Aku sudah merelakan, semoga kamu bahagia dan selalu berkecukupan. Rasa ini terlalu sulit untuk dipahami Rindu ini terlalu jauh untuk kubagi Tak ada nama untuk ini, Di dalamnya hanya aku sendiri Bertemankan kopi, menghatamkan sajak-sajak yang menyayat hati. Biarlah kau tetap dengan gitarmu, Menemani mereka menyanyikan lagu yang menggetarkan hati. Biarlah kau tetap dengan kopimu, Menghangatkan semangat mereka yang mungkin sudah mati. (Sebuah sajak lama yang ditemukan dalam secarik kertas yang terlupakan, Juli 2022)